Polres Aceh Utara Kerahkan 101 Personel Amankan Unjuk Rasa Petani di Kantor Bupati

Polres Aceh Utara Kerahkan 101 Personel Amankan Unjuk Rasa Petani di Kantor Bupati

158 Views
WhatsApp Image 2023-09-04 at 14.52.06
WhatsApp Image 2023-09-04 at 14.52.08
WhatsApp Image 2023-09-04 at 14.52.07 (2)
WhatsApp Image 2023-09-04 at 14.52.07 (1)
WhatsApp Image 2023-09-04 at 14.52.07

LHOKSUKON – Polres Aceh Utara mengerahkan 101 Personel dibantu 1 Pleton personel Brimob mengamankan aksi unjuk rasa Petani dari sembilan Kecamatan di Aceh Utara di depan kantor Bupati Aceh Utara, Senin (4/9/2023).

Para petani yang menamakan dirinya Gerakan Petani Krueng Pase ini meminta pemerintah untuk segera menyelesaikan pembangunan bendungan Krueng Pase yang sudah mangkrak selama 3 tahun.

Misbahuddin Ilyas koordinator lapangan mengatakan, Kreung Pase merupakan sumber air bagi persawahan di sembilan Kecamatan, di Aceh Utara.

Kata Misbahuddin, para petani telah lama menunggu hingga akhirnya bergerak untuk meminta keseriusan pemerintah.

“Kedatangan kami untuk bertemu dengan PJ Bupati Aceh Utara Mahyuzar, kami meminta penjelasan terkait penyelesaian bendungan Kreung Pase sudah 3 tahun mangkrak, kami lam sudah menderita tidak bisa membajak sawah,” ujarnya.

Menurutnya, luas area panen sawah semakin menurun dari tahun ketahun, hal itu mengindikasikan ada tata kelola manajemen pertanian yang bobrok di wilayah Aceh Utara.
“Menurunnya luas area panen yang dari tahun ketahun tanpa sebat, kawasan Di krueng pase yang menjadi sumber air bagi lahan sawah di 8 kecamatan di Kabupaten Aceh utara dan satu kecamatan di kota Lhokseumawe rusak sejak tahun 2020,” senutnya.

Misbahuddin menerangkan, seluas 8922 hektar sawah terdampak akibat tidak adanya suplai air dari Kreung Pasee. Area tersebut tersebar di sejumlah kecematan, seperti Matangkuli, Tanah Luas, Nibong, Meurah Mulia, Samudera, Syamtalira Bayu, Tanah Pasir dan Syamtalira Aron dan satu Kecamatan di Kota Lhokseumawe yaitu Blang Mangat.

Para petani selama ini sudah mencoba melakukan upaya – upaya advokasi dan ikut mengawal pembangunan bendungan tersebut. Namun pihak terkait belum mampu menjawab kebutuhan petani untuk dapat kembali bercocok tanam dikarenakan irigasi tersebut belum juga selesai.

“Langkah terakhir dari kami para petani sebagai kewajiban ikhtiar dan sebagai warga negara yang taat hukum melakukan aksi demonstrasi,”jelasnya.

Comments

comments

CATEGORIES
Share This

COMMENTS

Wordpress (0)
Disqus ( )